Part 4
Sore ini, Alya dan Hana mengerjakan tugas pak Rusyadi, yang mengajarkan mata pelajaran PKn, mereka mengerjakan di rumah Alya. Alya dan Hana membagi-bagi tugas. Tugas yang diberikan oleh pak Rusyadi adalah mencari artikel mengenai Demokrasi di Indonesia dan di tempel pada sebuah karton besar lalu dihias sesuai kreasi masing-masing. Kalau dibilang sih, sama saja dengan tugas membuat mading. Alya yang mencari artikelnya di internet dan Hana yang mengekspresikan sebuah karton besar yang polos menjadi berwarna-warni.
“ketemu!” kata Alya dengan wajah senang. Karena dia mencari dari tadi nggak ketemu-ketemu, tapi akhirnya ketemu juga.
“kamu print ya Ya” jawab Hana sambil konsentrasi dengan gambar kartun yang berkaitan dengan demokrasi yang akan ditempelkan pada karton besar yang polos.
“oke” kata Alya lagi.
Tugas yang dicari sudah ketemu, sudah di print dengan warna tak hanya hitam.
“Tempelin ya Ya, bantu aku” kata Hana
“siip Na, tenang aja” jawab Alya sembari senyum
Tanpa basa-basi lagi, Alya membantu Hasna menempelkan hasil print outnya.
“selesai!” kata Alya dan Hana serempak
“tinggal dikumpulin besok ke pak Rusyadi” kata Hana
“iya, semoga nilai kita memuaskan ya” harap Alya, apakah nilai yang dimaksud masuk kedalam buku nilai untuk rapot? Yups, ternyata betul, untuk rapot. Jadi harapan Alya dan Hana mendapat nilai yang memuaskan. Tak berapa lama mereka mengobrol sebentar, Hana pamit pulang. Hari semakin sore, matahari mulai di ufuk barat dan langit berubah menjadi warna orange bercampur dengan biru. Gradasi yang indah memang, namun dapat merusak mata.
Keesokan harinya,
Di sekolah..
Hana datang lebih dulu daripada Alya, ia menunggu dengan sabar kedatangan sobat baiknya itu. Alya datang ke sekolah masih menggunakan kursi rodanya, dan tentunya di atas pangkuannya ada tugas yang kemarin ia buat bersama Hana. Hana menjemput Alya di dekat perbatasan antara kamar mandi dan ruang guru. Seperti hari kemarin, Hana yang mendorong dan Alya yang mendudukinya dengan kalem. Alya sungguh beruntung mempunyai sahabat baik seperti Hana, karena dia dapat memberikan sayangnya untuk Alya, yang tulus, amat tulus.
Semester dua kelas 8 akan segera berakhir, ujian kenaikan kelas sudah di depan mata. Waktu tepat pelaksanaanya senin depan, senin setelah hari sabtu dan minggu ini libur. Tepatnya hanya tinggal 3 hari lagi. Alya dan Hana slalu menyempatkan diri untuk belajar bersama. Dia ingin lulus dari kelas 8. alias naik kelas bersama-sama dengan hasil sendiri dan tentunya memuaskan. Guru-guru di SMP mereka tambah sibuk dari biasanya, bahkan super duper sibuk. Selain mengurus kelas 9, guru-guru juga harus mengurus dan ngebut mengajarkan anak didiknya masing-masing.
“Kriing.. Kring.. Kring...” bel masuk berbunyi. Pelajaran pertama di kelas 8.3 adalah Bahasa Inggris, guru yang menurut Alya dan Hana sangat menyenangkan ini bernama bu Aufa. Bu Aufa sangat sabar mengajar semua anak didiknya, dia baik dan jelas dalam menerengkan pelajaran, nggak salah kalau Alya dan Hana serta teman-teman yang lain menganggap guru yang paling enjoy dan baik adalah bu Aufa. Materi pelajaran Bahasa Inggris kali ini adalah present perfect, tenses-tenses yang menggunakan ‘have/has’ dan disusul dengan verb 3 yang sudah dilakukan sejak dulu namun masih berlanjut hingga sekarang, contohnya: I have studied English since 2 years. Kira-kira seperti itu pelajarannya. Pelajaran bahasa inggris di kelas 8, sudah semakin sulit dan bertambah banyak hapalan. Diakhir pelajaran Bahasa Inggris kali ini, games. Games yang seru ini, berlangsung selama 15 menit.
“kriing..” bel sekali, waktunya berganti mata pelajaran. Pelajaran kedua kali ini adalah seni budaya. Ya ampun, pelajaran yang paling di sebel oleh semua anak di sekolah ini, karena gurunya judes. Ya, judesnya sang guru menjadi anak-anak di SMP ini tak menyukai pelajaran seni budaya. Gurunya bernama bu Fahanya. Bu Fahanya sering banget memberi tugas yang tak disukai muridnya, menyanyi ataupun membuat notasi balok. Bagi Hana, ini adalah pelajaran yang paliiiiiiing membosankan di seluruh dunia. Tak tau kenapa, setiap pelajaran seni budaya berlangsung, selalu berkisar paling lama dari pelajaran-pelajaran yang lain. Badmood selalu bawaanya.
“kriiiiiiiiing.. kriiing..” bel dua kali, artinya ISTIRAHAT! Yeah, perut keroncongan yang semaraut di perut Alya dan Hana, membuat mereka cepat bergegas dan go out dari kelas menuju kantin. Sampai di kantin mereka makan di jam istirahat pertama ini dengan lahap, sangat lahap! Kenyang akhirnya, batin keduanya dalam hati. Setelah makan, mereka kembali ke kelas dengan tenang dan perut yang tak lagi keroncongan.
“Kriing.. Kriing.. Kriing” bel masuk berbunyi, yang tandanya istirahat jam pertama telah selesai. Kali ini pelajaran bu Imelda, guru yang mengajar mata pelajaran pLH itu masuk kelas dan mengajar dengan cekatan. Ya, maksudnya beliau tak banyak membuang waktu dan langsung cepat mengajar anak-anaknya setelah mengucapkan salam. Pelajaran kali ini tentang penghijauan, belakangan hari ini, bumi kita menderita global warming, panas yang tak bisa ditahan, rasanya ingin mandi melulu. Global warming ini terjadi karena banyak sekali polusi udara dan sampah-sampah plastik yang berserakan langsung ditanah, begitu penjelasan bu Imelda. Kali ini, anak didiknya langsung terjun ke dunia sulitnya menjadi petani, yups, anak didiknya diberi tugas praktek gimana caranya menanam penghijauan kembali yang dilakukan para petani yang bukan hanya sebagai petani padi. Pelajaran yang sangat seru kenapa terasa begitu singkat, sedangkan yang bikin badmood terasa lama bangeeeeet deh, sumpah, batin Alya dalam hati.
“kriiiiing...” waktunya ganti pelajaran, kali ini pelajaran guru yang seru abis, namun Hana tak menyukai pelajaran ini, ia hanya menyukai sang guru yang ayik mengajarnya. Sebelum berlanjut ke materi sebelumnya, pa Rusyadi menagih tugas yang kemarin diberikannya. Pa Rusyadi kali ini mengajar materi Pajak, huaaaaaaaahh. Batin Alya dalam hati, pajak? Ngitung? Huh bosen. Batinnya lagi. Ya, memang ternyata betul kata hati Alya, pelajaran kali ini tentang pajak sangat membuat seisi kelas badmood banget. Dua jam pelajaran pak Rusyadi akhirnya kelar juga. Sekarang waktunya menggu detik-detik bel pulang berbunyi, ya karena kali ini semua anak dipulangkan pada jam istirahat kedua dan tak berlangsung lagi proses ngajar mengajar. “Kriiiiiiing..... Kriiiiing...... Kriiiiiiing... Kriiiiiiiiing” waktunya PULAANG !! yeah, Alya dan Hana pulang bersama-sama. Alya duduk di kursi rodanya dan Hana yang mendorongnya. Hana mengantar Alya hingga ke mobilnya, kemudian ia berlari pulang.
Hari sudah semakin malam, sangat malam. Hana memandang ke arah jendela, karena ia tak bisa tidur, dia berusaha memfokuskan dirinya pada jadwal mata pelajaran besok yang akan di ujiankan. Yups, besok adalah ujian kenaikan kelas, penentuan, naik atau tidaknya murid-murid di SMP ini. Hana tegang, ia merasa takut tidak mampu, ia merasa itu. Tapi akhirnya ia yakin, Tuhan akan memberkati bila ia slalu belajar dan berdoa terhadap-Nya. Kali ini, Hana telah kabur dari renungannya. Ia dapat tertidur pulas, sangat pulas, hingga akhirnya besok tepat ia masuk ke kelas kurang lima menit bel berbunyi.
Keesokan harinya.
Biasanya Hana yang slalu datang lebih dulu daripada Alya, kini Alya datang lebih dulu dan tak sabar menunggu kedatangan Hana. Hana datang agak telat dari biasanya, ia agak susah bangun pagi karena ia tidur pada saat larut malam, sangat malam. Setelah lima belas menit kurang Alya menunggu Hana, akhirnya Hana datang juga. Karena hari ini ujian kenaikan kelas, kursi-kursi yang biasa diduduki masing-masing anak berdua dengan pasangan yang itu-itu aja dan sekelas, kini diubah. Alya tak lagi duduk dengan Hana pada saat Ujian Kenaikan kelas berlangsung. Kali ini Alya duduk sebangku dengan Adit, anak cowo yang lumayan keren, yang kabarnya menaksir Alya sudah lama. Namun Alya tak menaruh hati sedikitpun dan hanya mendengar itu dari teman-teman sekelasnya. Dan Hana duduk sebangku dengan Fadil, anak kelas 8.4. Alya dan Hana berbeda ruangan, mereka terpisah oleh satu kelas. Hana di kelasnya dan Alya kebagian duduk di kelas 8.1.
Ujian kenaikan kelas kali ini, yang pertama adalah PKn dan PAI, anak-anak mengerjakan dengan fokus dan yakin. Ternyata pikiran Hana yang semalam sangat jauh berbeda, ia ternyata bisa mengerjakan soal dan menjawabnya dengan lancar dan penuh keyakinan, begitu pun Alya. Karena lagi UKK, semua pulang lebih awal dari biasanya. Tak ada jam istirahat, setelah selesai mengerjakan soal masing-masing berjumlah 40 soal dan hanya berupa pilihan ganda, mereka boleh pulang.
Sampai akhirnya pelajaran dan hari terakhir ujian kenaikan kelas, Alya dan Hana jarang bertemu. Dan mereka merasa kangen senda gurau sahabat baiknya itu di dalam kelas dan sebangku pula. Mata
pelajaran terakhir yang di ujiankan adalah bahasa inggris dan matematika, Alya dan Hana lancar mengerjakan semua mata pelajaran yang di ujiankan, mereka hanya berharap bisa mendapatkan nilai yang memuaskan, sangat memuaskan.
bersambung
No comments:
Post a Comment