Across the miles
It's funny to me
How far you are but now
Near you seem to be
I could talk all night
Just to hear you breathe
I could spend my life
Just living this dream
You're all I'll ever need
You give me strength
You give me hope
You give me someone to love someone to hold
When I'm in your arms
I need you to know
I've never been
I've never been this close
With all the lovers
I used to know
I kept my distance I never let go
But I your arms i know I'm safe
'Cause I've never been held
And I've never been kissed in this way
You're all I'll ever need
You're all I'll ever need
You give me strength
You give me hope
You give me somone to love someone to hold
When i'm in your arms
I need you to know
I've never been
I've never been this close
Close enough to see it's true
Close enought to trust in you
Closer now than any words can say
And when, when I'm in your arms,
I need you to know I've never been
I've never been this close
You give me strength
You give me hope
You give me someone to love someone to hold
When I'm in your arms
I need you to know
I've never been
I've never been
I've never been
I've never been this close
sumber: http://lirik.kapanlagi.com/artis/westlife/close
Sunday, August 21, 2011
bahagia (^~^)
"bu apakah aku pantas bahagia?"
"pantas nak, semua orang sangat pantas untuk bahagia."
"tapi...kenapa aku nggak pernah bahagia bu?"
"bukan tidak, tapi kamu tidak menyadarinya. suatu saat nanti Allah mengerti apa yang kita butuhkan bahkan Allah akan memberi lebih dari yang kita punya." ucap ibu sembari terbatuk-batuk karena emang sudah sepuh.
"nak, ingat pesan ibu ya, jangan menganggap kesedihan sebagai kesedihan, anggaplah semua itu dengan kebahagiaan dan tuturlah dengan senyuman." lanjut ibu sembari terbatuk. ibu menggenggam tangan si anak dan akhirnya ibu itu tak sadarkan diri.
"IBUUUUUU!!!!" teriak anak itu.
"TOLONG-TOLONG-TOLONG!!! IBU SAYA INI TOLONG!!" teriaknya lagi. warga sekita mendengar dan menolong si ibu namun sebelum sampai di rumah sakit nyawa si ibu sudah terambil oleh-Nya.
"IBUUUUUU!!!!!!!!!!!!!!" anak itu menangis. menangis sesedih-sedihnya orang yang pernah merasa kehilangan. setahun yang lalu ayahnya telah di ambil lebih dulu oleh-Nya dan sekarang ibu-Nya. anak itu sungguh merasa Tuhan benar2 tidak adil. tapi..............lambat laun dia bertambah dewasa dan mulai memahami apa itu bahagia dan apa itu adil. anak itu melihat banyak sekali anak-anak seumurannya yang lebih merana daripadanya. mereka tidak punya harta, dan mereka sedikit sekali memiliki kasih sayang dari keluarganya tapi mereka mampu tersenyum seraya mereka baik-baik saja. anak itu menangis namun bukan tangisan sedih melainkan terharu.
"dek kenapa bersedih?" tanya seorang ibu sepuh yang sama seperti anak-anak kecil yang kurang beruntung itu.
"aku kurang bersyukur bu." jawab anak itu seadanya.
"belum terlambat." jawab ibu itu lembut.
"maksudnya?"
"tidak ada kata terlambat untuk mendekatkan diri pada-Nya lebih dekat lagi. karena sungguhlah Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
"......." anak itu tersenyum dan merasa tenang serta bahagia di dalam hatinya.namun anak itu belum benar-benar merasa 'bahagia'.
anak itu berjalan terus berjalan hingga sampai di persimpangan. anak itu berusaha mencari 'kebahagiaan' sesungguhnya. tapi sampai saat ini setelah sekian lama berjalan dan menemukan persimpangan anak itu belum merasa bahagia. hingga anak itu bimbang memilih antara kanan atau kiri yang harus ia pilih. anak itu memilih kanan. karena menurut anak itu kanan adalah hal yang penuh dengan kebaikan dan di dalam kebaikan pasti ada kebahagiaan. tapi anak itu ternyata salah. di jalan kanan banyaaaaaak sekali keburukan-keburukan dan anak itu mengeluh terus mengeluh.
"kamu nggak akan pernah bahagia jika terus mengeluh dan mengeluh." terdengar suara asing oleh anak itu.
"siapa kamu?" tanya anak itu.
"suatu hari nanti kamu akan mengerti apa itu bahagia sesungguhnya." ucap suara asing itu lagi.
"siapa kamu??" anak itu makin ketakutan.
suara itu tidak mempedulikan anak itu, anak itu akhirnya hanya berjalan dan berjalan dengan senyuman dan menyebut nama-Nya da beristigfar dan menyadari bahwa dia beruntung, sangat beruntung. hingga ujung jalan.
di ujung anak itu mampu tersenyum. tau kenapa? karena di sana begitu banyak orang yang dia sayangi dan dia mampu bersykur...........................:)
kunci kebahagiaannya adalah: tersenyum dalam keadaan apapun, selalu bersyukur dan kita akan bahagia bersama orang yang kita sayang :)
karya: Hasna Hafizhah Salma
"pantas nak, semua orang sangat pantas untuk bahagia."
"tapi...kenapa aku nggak pernah bahagia bu?"
"bukan tidak, tapi kamu tidak menyadarinya. suatu saat nanti Allah mengerti apa yang kita butuhkan bahkan Allah akan memberi lebih dari yang kita punya." ucap ibu sembari terbatuk-batuk karena emang sudah sepuh.
"nak, ingat pesan ibu ya, jangan menganggap kesedihan sebagai kesedihan, anggaplah semua itu dengan kebahagiaan dan tuturlah dengan senyuman." lanjut ibu sembari terbatuk. ibu menggenggam tangan si anak dan akhirnya ibu itu tak sadarkan diri.
"IBUUUUUU!!!!" teriak anak itu.
"TOLONG-TOLONG-TOLONG!!! IBU SAYA INI TOLONG!!" teriaknya lagi. warga sekita mendengar dan menolong si ibu namun sebelum sampai di rumah sakit nyawa si ibu sudah terambil oleh-Nya.
"IBUUUUUU!!!!!!!!!!!!!!" anak itu menangis. menangis sesedih-sedihnya orang yang pernah merasa kehilangan. setahun yang lalu ayahnya telah di ambil lebih dulu oleh-Nya dan sekarang ibu-Nya. anak itu sungguh merasa Tuhan benar2 tidak adil. tapi..............lambat laun dia bertambah dewasa dan mulai memahami apa itu bahagia dan apa itu adil. anak itu melihat banyak sekali anak-anak seumurannya yang lebih merana daripadanya. mereka tidak punya harta, dan mereka sedikit sekali memiliki kasih sayang dari keluarganya tapi mereka mampu tersenyum seraya mereka baik-baik saja. anak itu menangis namun bukan tangisan sedih melainkan terharu.
"dek kenapa bersedih?" tanya seorang ibu sepuh yang sama seperti anak-anak kecil yang kurang beruntung itu.
"aku kurang bersyukur bu." jawab anak itu seadanya.
"belum terlambat." jawab ibu itu lembut.
"maksudnya?"
"tidak ada kata terlambat untuk mendekatkan diri pada-Nya lebih dekat lagi. karena sungguhlah Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
"......." anak itu tersenyum dan merasa tenang serta bahagia di dalam hatinya.namun anak itu belum benar-benar merasa 'bahagia'.
anak itu berjalan terus berjalan hingga sampai di persimpangan. anak itu berusaha mencari 'kebahagiaan' sesungguhnya. tapi sampai saat ini setelah sekian lama berjalan dan menemukan persimpangan anak itu belum merasa bahagia. hingga anak itu bimbang memilih antara kanan atau kiri yang harus ia pilih. anak itu memilih kanan. karena menurut anak itu kanan adalah hal yang penuh dengan kebaikan dan di dalam kebaikan pasti ada kebahagiaan. tapi anak itu ternyata salah. di jalan kanan banyaaaaaak sekali keburukan-keburukan dan anak itu mengeluh terus mengeluh.
"kamu nggak akan pernah bahagia jika terus mengeluh dan mengeluh." terdengar suara asing oleh anak itu.
"siapa kamu?" tanya anak itu.
"suatu hari nanti kamu akan mengerti apa itu bahagia sesungguhnya." ucap suara asing itu lagi.
"siapa kamu??" anak itu makin ketakutan.
suara itu tidak mempedulikan anak itu, anak itu akhirnya hanya berjalan dan berjalan dengan senyuman dan menyebut nama-Nya da beristigfar dan menyadari bahwa dia beruntung, sangat beruntung. hingga ujung jalan.
di ujung anak itu mampu tersenyum. tau kenapa? karena di sana begitu banyak orang yang dia sayangi dan dia mampu bersykur...........................:)
kunci kebahagiaannya adalah: tersenyum dalam keadaan apapun, selalu bersyukur dan kita akan bahagia bersama orang yang kita sayang :)
karya: Hasna Hafizhah Salma
senyum palsu~~~
semampuku,
aku tersenyum dalam luka.
semampuku,
aku tertawa dalam sedih.
semampuku,
aku terlihat tegar layaknya ibuku.
aku kira, hanya pisau yang mampu membuatku terluka.
tapi ternyata tidak. kamu lebih handal melukaiku.
aku kira, hanya pembunuh yang mampu membunuhku.
tapi ternyata tidak. waktu lebih bisa membunuhku dalam kesia-siaan.
aku hanya mengira-ngira dan perkiraanku tidaklah slalu benar.
aku jauh dari-Nya saat terbuai dengan kesesatan.
aku ingin menangis, saat..........................................
tak ada lagi 'maaf' untuk diriku.
by: Hasna Hafizhah Salma
aku tersenyum dalam luka.
semampuku,
aku tertawa dalam sedih.
semampuku,
aku terlihat tegar layaknya ibuku.
aku kira, hanya pisau yang mampu membuatku terluka.
tapi ternyata tidak. kamu lebih handal melukaiku.
aku kira, hanya pembunuh yang mampu membunuhku.
tapi ternyata tidak. waktu lebih bisa membunuhku dalam kesia-siaan.
aku hanya mengira-ngira dan perkiraanku tidaklah slalu benar.
aku jauh dari-Nya saat terbuai dengan kesesatan.
aku ingin menangis, saat..........................................
tak ada lagi 'maaf' untuk diriku.
by: Hasna Hafizhah Salma
Thursday, August 18, 2011
Bukber w/ 10-5 :3
mesra sekali yah rifai dengan hasbi ~~
lihat apa yang terjadi dengan arya :O
makanannya menggoda tidak? :p
it's amazing with you,
thanks :)
Monday, August 15, 2011
notitle~
sedih saat seseorang yang disayangi pergi meninggalkan kita.
sedih saat kebahagiaan hanya sesaat dan berganti dengan ribuan senyuman palsu.
tapi aku lebih sedih saat aku menunaikan kewajibanku tanpa mengingat-Nya. entah apa yang ku ingat, aku mengingat-Nya hanya dalam keadaan 'benar-benar' sedih. aku ingin menangis, jika aku tahu kalau umurku takkan lama lagi. dan belum satupun amal yang aku kerjakan ikhlas mengharap ridho-Nya.
entah berapa lama lagi aku akan hidup, entah berapa lama lagi aku akan terlena dengan semua kepalsuan dunia. entah berapa lama lagi aku menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya.................aku sungguh tidak tahu!
cuma do'a yang menguatkanku saat sedih. selalu dan setiap saat mudah-mudahan do'a itu akan menolongku kelak di akhirat nanti, AMIIIIIIN YA ALLAH YA RABB...........................
sedih saat kebahagiaan hanya sesaat dan berganti dengan ribuan senyuman palsu.
tapi aku lebih sedih saat aku menunaikan kewajibanku tanpa mengingat-Nya. entah apa yang ku ingat, aku mengingat-Nya hanya dalam keadaan 'benar-benar' sedih. aku ingin menangis, jika aku tahu kalau umurku takkan lama lagi. dan belum satupun amal yang aku kerjakan ikhlas mengharap ridho-Nya.
entah berapa lama lagi aku akan hidup, entah berapa lama lagi aku akan terlena dengan semua kepalsuan dunia. entah berapa lama lagi aku menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya.................aku sungguh tidak tahu!
cuma do'a yang menguatkanku saat sedih. selalu dan setiap saat mudah-mudahan do'a itu akan menolongku kelak di akhirat nanti, AMIIIIIIN YA ALLAH YA RABB...........................
Sunday, August 14, 2011
childhood
kalo gak salah ini kelas 5 SD
yang ini umur 2 tahun
ini mah pas bayi :O
yang ini waktu ulangtahun ke 5 :D
nah yang ini sama temen-temenku, yang di kiri ainun namanya, yang di tengah siapa hayooo? iyap aku! nah yang di kanan itu ninis :3
notitle~
aku yakin,
di dunia ini sedih dan senang slalu berdampingan,
seperti kata milli di film milli dan nathan.
aku yakin,
pahit dan manis selalu berhubungan,
tak bisa di pisahkan satu dengan lainnya.
aku yakin,
di tengah-tengah cinta pasti ada.........benci.
Tuhan Maha Adil,
menciptakan seluruhnya berpasang-pasangan,
saling melengkapi.
tanpa benci kita akan rapuh,
kenapa?
karena tanpa ada seorangpun yang membeci kita,
tiada tahu salah kita dimana.
tanpa cinta kita hampa,
kenapa?
karena bila hidup hanya dengan kebencian,
dunia ini gelap.
penuh caci dan maki,
maka cinta adalah penengahnya.
di dunia ini sedih dan senang slalu berdampingan,
seperti kata milli di film milli dan nathan.
aku yakin,
pahit dan manis selalu berhubungan,
tak bisa di pisahkan satu dengan lainnya.
aku yakin,
di tengah-tengah cinta pasti ada.........benci.
Tuhan Maha Adil,
menciptakan seluruhnya berpasang-pasangan,
saling melengkapi.
tanpa benci kita akan rapuh,
kenapa?
karena tanpa ada seorangpun yang membeci kita,
tiada tahu salah kita dimana.
tanpa cinta kita hampa,
kenapa?
karena bila hidup hanya dengan kebencian,
dunia ini gelap.
penuh caci dan maki,
maka cinta adalah penengahnya.
angin
aku tak pernah melihat angin,
sama seperti 'rasa' yang tak pernah terlihat.
tapi, aku sering merasakan angin.
dan itupun seperti aku merasakan,
hadirnya dirimu dalam genggamku.
cinta,
setiap manusia memilikinya,
merasakannya namun tak pernah melihatnya seperti apa.
sering aku menggenggammu terlalu keras,
sehingga benih-benihmu kian menipis hingga habis.
sering aku berharap terlalu jauh bersama hembusan angin,
namun tak ayal jatuh dari tempat yang paling tinggi.
angin membawa teduh nan syahdu,
membuatku terbuai antara benci dan cinta~
sama seperti 'rasa' yang tak pernah terlihat.
tapi, aku sering merasakan angin.
dan itupun seperti aku merasakan,
hadirnya dirimu dalam genggamku.
cinta,
setiap manusia memilikinya,
merasakannya namun tak pernah melihatnya seperti apa.
sering aku menggenggammu terlalu keras,
sehingga benih-benihmu kian menipis hingga habis.
sering aku berharap terlalu jauh bersama hembusan angin,
namun tak ayal jatuh dari tempat yang paling tinggi.
angin membawa teduh nan syahdu,
membuatku terbuai antara benci dan cinta~
Friday, August 5, 2011
notitle~~~
Pernah lihat bulan sabit? indah bukan? tapi sayangnya tidak sempurna. bagaimana dengan satu bintang di hamparan langit luas? apakah terang? aku rasa tidak.
kamu tahu, bagaimana cara membuat bulan sabit itu menjadi sempurna? dan langit malam luas menjadi sangat terang layaknya siang? aku yakin., kamu tau jawabannya. dan jawabannya pasti setiap individu membutuhkannya. entah untuk menerangi harinya dengan tawa atau menghiburnya dengan senyuman dan kasih sayang............
seindah-indahnya bintang, dia takkan tampak jelas bila sendirian di langit luas. sebaik-baiknya diri sendiri, dia takkan tampak bila terus sendirian. dia membutuhkan teman atau sahabat. supaya menjadi lebih sempurna dan tentu lebih indah..................
sahabat itu lebih dari indah, penyempurna hidup dan mengisi waktu kosong hidup kita......bisakah kita menangis sendirian? tanpa sahabat dan teman? aku yakin, tentu saja bisa! kenapa? karena setiap manusia memiliki rasa untuk menyembunyikan sedihnya sendirian, yups sendirian!! tapi...............................................apakah bisa kita tertawa sendiri tanpa teman dan sahabat?????!! yang jawab bisa mungkin oranggila kali ya-___-v hihihi.
senyuman dan tawa terbentuk karena seseorang yang menyayangi kita, yang kita sayangi.................atau bahkan dr orang yang tidak suka pada kita. intinya senyum dan tawa di sempurnakan oleh orang lain untuk kita. Allahuakbar! Tuhan Maha Adil. seluruh makhluk-Nya diberi kesempatan untuk bahagia, bersedih, marah dan lain-lain. dan yang lebih SEMPURNA LAGI ADALAH....................................................KITA MASING-MASING MEMILIKI POTONGAN BULAN SABIT LAINNYA PADA JODOH KITA NANTI. MEREKA YANG MENYEMPURNAKAN HARI DAN TAWA KITA SETELAH TEMAN DAN SAHABAT...... Bintang adalah teman dan sahabat kita, dan bulan sabit lainnya adalah pasangan kita. bukannya sempurna jika bulan purnama dengan kela-kelip ribuan bintang di hamparan langit? bukannya terasa amat indah, lebih indah dr satu bulan sabit dan satu bintang?
Wednesday, August 3, 2011
Kemantapan Hati
by: Hasna Hafizhah Salma
Menunggu…menunggu…menunggu.
Entah sampai kapan aku bertahan di sini., menunggu yang tak pasti. Menunggu tanpa jawaban. Entah sudah berapa banyak semilir angin yang menemaniku di sini. Aku memang tidak sendiri saat ini, tapi hatiku saat ini merasa sangat sepi dan merasa hanya aku sendiri yang ada di sini. Aku menatap kosong ke depan, sudah ribuan lalu lalang manusia yang sibuk dengan pikirannya masing-masing. Aku tahu, sampai kapanpun aku menunggu di sini, takkan menemukan jawaban apapun. Iyap, apapun. Jilbabku berkali-kali menunjukan berontaknya perlahan, entah karena angin atau memang sudah bosan. Aku ingin pergi saat ini juga dan menumpahkan semua tangisku. Tapi, aku tak mengerti mengapa keyakinan menahanku di sini. Aku menghiraukan tatapan tanda tanya dari setiap langkah kaki yang telah melewati titik penglihatanku.
Waktu bergerak sangat cepat. Sudah lebih dari 8 jam aku berdiam tanpa pikiran yang pasti. Gundah. Dan ku pastikan keyakinanku untuk bertahan goyah sudah. aku memutuskan pergi, pergi meninggalkan kenangan yang begitu indah bahkan terlalu sangat indah bagiku untuk kukenang.
“Kak….” Sapa seorang anak saat aku hendak beranjak pergi. Aku menoleh seolah mengatakan ‘iya? Ada apa?’ namun mulutku terkunci rapat. Hanya pikirku yang berbicara. Dan sepertinya anak itu mengerti.
“ma-af kak. Aku perhatiin dari tadi kakak ber-diam me-natap ko-song. Kak-ak di sini nam-un ha-ti ka-kak tid-ak sed-ang di sini. Ma-af aku ikut cam-pur.” Anak itu menjelaskan dengan terbata. Aku mengangkat alis, bingung. Aku langsung tersadar saat anak itu hendak bergerak menuju tempat aku berdiri, bahwa anak itu cacat. Kaki kanannya bukan kaki asli melainkan hanya sebuah kayu yang di tempel di lututnya. Aku memerhatikan caranya berjalan tanpa sedikitpun mengeluarkan ‘aduh’ ‘aw’ atau keluhan yang lainnya.
“ini waktu rumahku digusur kak, aku membela ibuku yang menangis karena takut kehilangan rumah. Tanpa sadar kakiku kena tembakan hansip yang menggusur rumah kami. Dan kakiku membengkak akhirnya harus di amputasi.” Anak itu menjelaskan seperti bisa membaca pikiranku. Aku tersadar, sudah seringkali aku menyakiti ibuku, membuatnya menangis HANYA KARENA HARAPAN YANG TAK PASTI. Harapan untuk memiliki layaknya seorang remaja yang sedang jatuh cinta. Tapi cintaku tidak berbalas. Aku memang mengenakan jilbab, tapi tingkahku masih seperti perempuan yang belum memakai bahkan belum tahu jilbab itu apa. Aku tidak hanya memikirkan-Nya namun seringkali dalam waktu luang anganku untuk memilikinya selalu muncul tiba-tiba dan aku pun sering sekali menyakiti ibuku dengan berbohong. Astagfirullah, tapi anak ini? Berbeda jauh denganku. Pikiranku melayang entah kemana. Gerakan tangan kasar yang menyadarkanku pada dunia nyata.
“kamu tidak apa-apa dek? Mengapa kamu rela kakimu di amputasi? Kan bisa di obati secara perlahan?” akhirnya aku membuka mulut. Dan balas tersenyum saat anak itu tersenyum.
“hanya kaki kak. Emang bisa di obati, tapi harganya jauh lebih mahal. Ibuku yang sudah ditinggal ayah tidak mampu membayar biaya pengobatanku. Biarkanlah kak, kakiku tidak ada apa-apanya dibandingkan jasa ibuku yang mempertaruhkan nyawanya saat melahirkanku.” Jawab anak itu tulus tanpa ada rekayasa sedikitpun. Ya Allah, ingin aku menangis saat ini juga. Betapa jauhnya kebahagiaanku karena aku telah jauh dari rasa syukur. Astagfirullah. Batinku.
“kak? Mau cerita?” tanyanya polos memecahkan pikiran yang lebih tepatnya penyesalan. Entah apa yang kupikirkan saat itu yang rasanya ingin sekali berbagi dengan anak ini, ingin mengeluarkan unek-unek dan angan yang terlampau jauh. Yang membuatku sakit.
“kakak di sini nunggu siapa? Pacar kakak ya? Kakak maaf nih ya, bukannya dalam islam tidak diperkenankan untuk pacaran? Adanya ta’aruf bukan? Lagi pula kak maaf ya, kakak kan berjilbab apa pantas dilihat orang nanti?” ribuan pertanyaan polos dari anak itu seraya menyekekku dan menyadarkanku betapa terlampau jauhnya setan menggodaku. Menggoda imanku melalui laki-laki yang memberiku harapan kosong. Yap HANYA HARAPAN KOSONG.
“bukan pacar dek.” Ucapku lirih dan hanya menatap kosong ke jalan raya. Halte saat ini sudah mulai sepi dan yang terdengar hanya langkah kaki dan desir angin yang menggoyangkan dedaunan pohon sekitar.
“terus?” tanyanya antusias. Aku menoleh,
“aku berharap sama dia. Dia bilang suka juga sama aku. Tapi aslinya ya dianya hanya membalas harapanku sampai aku terbang dan mimpi terlalu jauh. Tapi itulah karena terlampau tinggi pas jatuh rasanya sakit banget. Tadinya kakak yakin kalo dia bakal datang terus nemuin kakak di sini. Tempat pertama kakak kenal dia, tapi kakak salah. Harusnya kakak nyadar diri, kalo kakak itu nggak ada apa-apanya disbanding cewek-cewek lain yang ngedeketin dia. Dan harusnya kakak bisa menahan emosi hati. Aku juga berfikir dek, kenapa aku memakai jilbab tapi hatiku tidak berjilbab?” ceritaku lirih. aku menahan bibirku saat mengucapkan kalimat terakhirku. Air mataku mendorong ingin keluar dan benar-benar keluar. Tiada suara apapun yang terdengar kecuali desir angin dan isakanku. Aku sibuk dengan hati dan pikiranku, dan anak itu sepertinya sibuk dengan pikrannya dan sibuk memperhatikanku. Hening.
“kak…ada ribuan bintang di langit. Kalo kakak mau milih, kakak milih yang terlihat sangat dekat apa sangat jauh? Yang terlihat amat terang apa mulai redup?” tanyanya memecahkan keheningan.
“ini teka-teki atau apa dek?” aku balik bertanya, anak itu hanya tersenyum tipis.
“kalau kakak jadi bintang, kakak mau bintang yang seperti matahari? Atau bintang-bintang malam?” anak itu lanjut bertanya. Aku bergumam.
“kak….kalau kakak memilih bintang yang sangat dekat, memang berarti kakak sangat takut dengan mimpi-mimpi kakak yang amat tinggi. Tapi kalau kakak memilih bintang yang sangat jauh, kakak butuh kesabaran dan kekuatan hati yang ekstra untuk meraihnya. Tidak setiap manusia memiliki itu kak, kekuatan untuk meraih bintang yang sangat tinggi. Kalau kakak ingin menjadi bintang yang terang sekali. Kakak juga butuh kesabaran dan kekuatan yang lebih ekstra lagi. Seperti matahari, dia slalu menyapa ramah pagi hari dengan ‘sabar’nya dan menghangatkan bumi dengan ‘kekuatan’nya.” Jelas anak itu panjang lebar sembari menerawang. Aku mulai mengerti.
“aku ingin menjadi bintang-bintang malam.” Selaku sebelum anak itu melanjutkan penjelasannya. Anak itu kaget dan menoleh ke arahku, aku tersenyum dan dia balas tersenyum.
“kenapa?” tanyanya.
“karena aku ingin menemani setiap manusia dalam tidur lelapnya. Dan aku ingin menerangi malam dengan hangatnya kekuatanku dan indahnya kesabaranku.” Jawabku. Anak itu tersenyum. dan mengangguk.
“kakak sangat bijak…dan untuk tingkah laku kakak yang belum sesuai dengan jilbab kakak. Aku saranin kakak jangan pernah berfikir untuk membuka jilbab kakak.” Katanya seperti mendengar suara hatiku. Aku bergeming.
“lebih baik kakak perlahan dekatkan diri lagi pada Allah ya kak. Dan perlahan juga untuk istiqomah di jalannya. Kak….mungkin lain kali kita bisa bertemu lagi. Aku harus mencari nafkah untuk ibuku, aku pamit ya kak. Assalamu’alaikum.” Ujarnya sembari berlari mengejar metromini yang hampir meninggalkannya.
“SIAPA NAMAMUU?” teriakku.
“HENDRIIIII!” anak itu balas teriak. Dan segera menaiki metromini tempat ia harus mengamen. Aku tersenyum.
Waktu telah berputar. Hatiku mulai tenang. Dari kejauhan aku melihat sesosok badan tinggi yang ku kenal. Seseorang yang sudah ku tunggu sejak 9 jam yang lalu. Perasaan marah dan kecewa sudah tidak berbuih lagi.
“jadi apa jawabanmu?” tanyanya tanpa basa-basi dan berkata maaf karena telah membuatku menunggu yang tidak pasti. tapi pertemuanku dengan anak yang pantang menyerah membuat yang tidak pasti menjadi pasti. aku bergemin, dia mengangkat alis.
“kita temenan, sudah lebih dari cukup.” Jawabku yakin.
“HAAAAAAAH?????” dia melongo, bingung. Aku tertawa dan meninggalkannya dengan kebingungan.
“terimakasih atas waktunya yang percuma selama ini.” Ujarku sembari tertawa dan berlalu. Dan meninggalkan dia seorang diri yang masih binung.
Tuesday, August 2, 2011
Monday, August 1, 2011
'mbak' Anin's Wedding
ini nih yang nikah, mudah2an menjadi keluarga yang sakinah mawadah warrohmah yo mas mba, amin :)
keponakanku lucu-lucu yaaa :3
kalo yang ini nih sepupuku :D
gimana kuenya? nikmat bangeeeeeeet loch :p
Subscribe to:
Posts (Atom)